Home

Kamis, 12 Agustus 2010

Metode Penghapusan Piutang

Baru selesai kuliah, pengen ngulang pelajaran Akuntansi waktu masih kuliah dulu (kayak udah lama aj, padahal baru 1 minggu selesainya) wakakaka…
yaudah dech ga perlu banyak basa basi, langsung aja kita belajar… :)

Penggunaan accrual basis mengakibatkan adanya pengakuan terhadap penghasilan-penghasilan yang masih akan diterima (piutang penghasilan), yang biasanya dalam jangka waktu relatif pendek (kelompok aktiva lancar) seperti piutang pendapatan bunga dan piutang pendapatan sewa.

Piutang dapat terjadi karena adanya penjualan kredit, pemberian pinjaman, pemberian uang muka kepada anak perusahaan dll.

Penjualan atas dasar selain penjualan tunai beresiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Piutang yang terjadi tidak selamanya dapat ditagih dengan lancar, kadang ada debitor yang tidak membayar hutangnya karena satu dan lain hal mungkin karena usahanya lagi bangkrut, atau adanya alasan lain. Piutang usaha yang tidak tertagih merupakan kerugian pendapatan yang memerlukan jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih.
Jika terdapat piutang yang pembayarannya diprediksi tidak akan dapat diterima kembali maka perusahaan akan melakukan pencatatan untuk piutangnya melalui jurnal penyesuaian.
Masalah terberat dalam mencatat piutang tak tertagih adalah menentukan waktu pencatatan kerugian itu.

Ada 2 metode untuk mencatat kerugian piutang tidak tertagih:

1. Metode Langsung (Direct Method)
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapkan
secara pasti sebagai tidak tertagih. Kerugian piutang tidak tertagih dicatat
pada saat piutang tersebut dinyatakan benar-benar tidak dapat ditagih. Kerugian
tersebut langsung dicatat pada akun kerugian piutang tidak tertagih / beban
piutang tak tertagih.

Pendukung metode penghapusan lansung berpendapat bahwa yang dicatat haruslah fakta bukan estimasi. Metode ini mengasumsikan bahwa dari setiap penjualan akan dihasilkan piutang usaha yang baik, dan kejadian selanjutnya membuktikan bahwa piutang tertentu ternyata tidak tertagih serta menjadi tidak bernilai. Dari sudut pandang praktis metode ini sederhana dan mudah diaplikasikan, walaupun piutang pada umumnya tidak kehilangan nilainya pada suatu waktu yang dapat ditentukan. Metode ini secara teoritis memiliki kelemahan karena biasanya tidak menandingkan biaya dengan pendapatan pada periode bersangkutan, atau menghasilkan piutang yang ditetapkan pada estimasi nilai yang dapat direalisasikan di neraca.
Karenanya, pemakaian metode penghapusan langsung dipandang tidak tepat kecuali kalau jumlah piutang tak tertagih tidak material (tidak banyak).

2. Metode Tidak Langsung / Metode Penyisihan (Indirect/Allowance Method)

Metode ini disebut juga dengan metode cadangan, dimana perusahaan sudah
membuat estimasi / perkiraan mengenai kerugian yang akan diterima akibat
piutang tidak dapat ditagih seluruhnya. Suatu estimasi dibuat menyangkut
perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total
piutang yang beredar.
Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurang tidak langsung pada piutang
usaha (melalui kenaikan akun penyisihan) dalam periode dimana penjualan itu
dicatat. Metode penghapusan tidak langsung mencatat beban atas dasar estimasi,
dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan atau saat munculnya
nilai piutang di neraca. Jurnal yang dibuat yaitu pada periode terjadinya
piutang tersebut, melalui jurnal penyesuaian :


Dan apabila piutang tersebut sudah dipastikan benar tidak dapat ditagih kembali maka akan dibebankan pada Cadangan Piutang tak Tertagih

Pendukung metode penghapusan tidak langsung (allowance method) merasa yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan penandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas nilai piutang. Walaupun melibatkan estimasi namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar berjalan dan analisis dari saldo yang beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan piutang tak tertagih dalam persentase tertentu.
Karena ketertagihan piutang dipandang sebagai kontijensi kerugian, maka metode penyisihan hanya tepat dalam situasi dimana terdapat kemungkinan bahwa nilai aktiva telah menurun dalam jumlah penurunan(kerugian) tersebut dapat diestimasi secara layak. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar persentase penjualan atau piutang yang beredar.

Ada kalanya bila dalam periode tertentu piutang perusahaan yang sudah dihapus diterima kembali pembayaranya, lalu bagaimana pencatatannya?
Ilustrasi untuk memudahkan pemahamannya:

Misalnya pada akhir periode perusahaan menaksir total kerugian piutang tak tertagih 100.000,-. Piutang Mr.Z sebesar 150.000 pada bulan April dinyatakan tidak dapat ditagih dan dihapuskan, tetapi bulan Juli menyatakan akan melunasi hutangnya, dan uang diterima bulan Agustus.

Jurnal dari transaksi diatas :

CKP (Cadangan Kerugian Piutang)

Sumber lain menjelaskan mengenai Piutang Usaha yang Telah Dihapus.
Disebutkan bahwa apabila piutang usaha tertentu dipastikan tidak akan tertagih, maka saldonya dipindahkan dari pembukuan dengan mendebet Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih dan mengkredit Piutang Usaha. Jika penagihan atas piutang usaha yang telah dihapus sebelumnya dilakukan, maka perusahaan terlebih dahulu harus memunculkan kembali piutang usaha itu dengan mendebet Piutang Usaha dan mengkredit Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih. Kemudian perusahaan juga harus membuat ayat jurnal untuk mendebet Kas dan mengkredit akun pelanggan sebesar jumlah yang diterima.

Jika yang dipakai adalah metode penghapusan langsung maka jumlah yang ditagih didebet ke Kas dan dikredit ke akun pendapatan yang berjudul Jumlah Tak Tertagih yang Dipulihkan, dengan penjelasan atau catatan yang sesuai pada akun pelanggan yang bersangkutan.

12 komentar:

  1. wah pengetahuan baru nih untuk saya, makasih infonya mbak, jangan bosen ya untuk berbagi informasi, salam kenal

    BalasHapus
  2. @Mas Bugie: sama2... cuma sedikit berbagi aj, maklum masih baru..
    :)

    BalasHapus
  3. mbak,aku masih semester satu fakultas ekonomi
    aku dpt soal disuruh ngejelasin 3 metode untk piutang tdk tertagihnya yaaaa..?
    heheheh

    BalasHapus
  4. ;;) trimakasih ka atas infonya ...
    info ini membantu saya dalm menyelesaikan soal ..

    BalasHapus
  5. Memang betul untuk metode langsung memiliki kelemahan besar, yaitu kita tidak bisa dengan pasti mengestimasi kapan piutang tersebut benar2 tak tertagih.

    Namun selain metode tak langsung yg disebut diatas dengan membuat CKP, sekarang ada metode baru yang disebut imperment cost. Kalo ada yg bisa menjelaskan, tolong beri saya pencerahan.. :)

    BalasHapus
  6. itu ko di tanggal 1-8-2010 debit dan kreditnya beda ? nanti jumlahnya ga balance dong?

    BalasHapus
  7. itu ko di tanggal 1-8-2010 debit dan kreditnya beda ? nanti jumlahnya ga balance dong?

    BalasHapus
  8. kalau dilihat CKPnya tetap 100.000 ya?

    BalasHapus
  9. itu salah mbak ketika penerimaan piutang Jurnalnya
    KAS Rp. 150.000
    Piutang Dagang Rp. 150.000

    BalasHapus
  10. Penghapusan piutang tak tertagih ada di PSAK berapa ya?

    BalasHapus
  11. mau tanya dong kalo kelemahan dari metode tidak langsung itu apa ya?

    BalasHapus

Terima kasih, komentar anda sangat berarti bagi saya. Isi pendapat anda tentang blog ini.
Blogroll untuk tukaran link.